Bank dalam memberikan pinjaman berdasarkan jenis aset uanh dilakukan dengan berbabagi cara antara lain:
- Asset Conversion Lending. Digunakan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang bersifat temporer. Dalam asset conversion lending, bank menginginkan agar seluruh pokok pinjaman dilunasi pada akhir periode. Sumber pengembalian (source of payment) pinjaman berasar dari siklus konversi tersebut. Pinjaman ini bersifat self liquidating base, yaitu pinjaman yang akan lunas pada saat siklus tersebut selesai. Contoh, dalam menyambut lebaran, debitur akan meningkatkan produksi pakaian muslim. Kredit diperlukan untuk membeli bahan baku dan membiayai piutang. Setelah lebaran usai, hasil penjualan digunakan untuk melunasi kredit musiman tersebut.
- Asset Protection Lending. Jenis pemberian ini tidak mengharapkan pokok pinjaman akan lunas di akhir periode. Asset protection lending sesuai untuk membiayai permanent current assets. Pinjaman mengikuti prinsip akuntansi going concern yaitu suatu bisnis akan terus berlangsung. Sumber pengembalian pinjaman berasar dari tingkat penurunan permanent current assets. Sumber pelunasan lain yang memungkinkan adalah fresh money dari pemilik bisnis misalnya dengan adanya penyetoran tambahan modal. Contoh, modal kerja untuk membiayai persediaan dan piutang pada suatu usaha toko besi yang kreditnya digunakan untuk membiayai persediaan besi dan bahan bangunan, serta membiayai piutang dengan tingkat perputaran yang wajar.
- Cashflow Lending. Memberikan pinjaman jangka panjang yang digunakan untuk membiayai pembelian aktiva tetap atau investasi. Jenis ini diharapkan seluruh pinjaman pokok dilunasi pada akhir periode pinjaman sesuai jadwal pelunasan. Contoh, kredit untuk membiayai pembangunan pabrik pembuatan keramik lantai. Investasi diperlukan untuk membeli tanah dan bangunan, mesin dan peralatan, dan biaya lainnya. Pelunasan kredit diharapkan dari arus kas masuk setelah pabrik selesai dan mulai melakukan aktivitas produksi.
Comments
Post a Comment